Thursday, January 25, 2018

Kisah Nabi Muhammad dan Sang Nelayan

Suatu ketika Muhammad Mustafa-Rasul Saw diangkat ke langit untuk bertemu dan berbicara dengan Allah. Perjalanan itu disebut dengan mi’raj. Muhammad Saw menembus tujuh langit dan bertemu dengan para nabi: Idris, Ishak, Ayyub, Ya’qub, Yusuf, Adam, Ibrahim, Yunus, Musa dan lainnya, shalawat dan salam bagi mereka semua. Adalah sang malaikat Jibril as yang memperkenalkan setiap nabi kepada Muhammad saw di tujuh langit tersebut.

Saat Muhammad Saw kembali dari mi’raj, ia menceritakan perjalanannya kepada para sahabat, tentang tujuh surga, tujuh neraka dan tentang keagungan dan kebesaran Allah. Beliau juga menceritakan ihwal para rasul yang ia temui dan keindahannya masing-masing. Ia bercerita tentang keberadaan banyak murid yang ada di hadapan Nabi Yusuf as, tentang Nabi Musa as di langit keenam, Nabi Ibrahim di langit ketujuh, dan Nabi Isa as di langit kedua. Beliau pun menceritakan anugerah yang Allah limpahkan kepada setiap rasul.

Ketika Sang Nabi Saw tengah menuturkan kisahnya, seorang nelayan melintas, ia tengah berbicara kepada dirinya sendiri. Sang nelayan baru saja pulang dari menangkap ikan di laut dan dalam perjalanan pulang dengan membawa hasil tangkapan. Ia bergumam, “Kedatangan Muhammad ke negeri ini hanya membawa musibah. Orang-orang berubah. Negeri ini hancur. Sejak Muhammad datang ke Mekkah, kehidupan dunia menjadi rusak. Dasar engkau tukang sihir, pendusta dan sekarang engkau menyebarkan berita bahwa dirimu telah bertemu Tuhan. Oh engkau sungguh pembohong yang nyata!” Sang nelayan itu mengomel sepanjang jalan hingga ia sampai ke rumah dan menyerahkan ikan hasil tangkapan kepada istrinya sambil berkata, “Masaklah, aku akan mandi di danau dan kembali untuk makan.”

Ketika ia berjalan ke arah danau, lagi-lagi ia mengomel mengutuk Muhammad Saw. Lalu ia menanggalkan seluruh pakaiannya kecuali pakaian dalam dan membenamkan dirinya di dalam air danau. Ketika tubuhnya masuk ke dalam air, hal yang aneh terjadi, badannya berpindah ke sebuah danau yang terletak lebih dari 2000 km. Danau ini terletak di tengah hutan, dan badan sang nelayan sekarang berubah menjadi seorang perempuan cantik.

Pada saat yang sama sang raja di daerah itu sedang mendekat ke danau untuk mengambil air. Ia baru saja berburu dan dalam keadaan lelah. Akan tetapi ketika ia melihat keindahan sang perempuan yang ada di danau - yang bagaikan bulan purnama - wajahnya menjadi riang, “aku harus menikahimu,”kata sang raja. Singkat cerita ia menikahinya dan membawanya pulang ke istana.

Tahun demi tahun berlalu, sang perempuan telah melahirkan tujuh anak. Saat itu anak yang paling besar berusia tujuh tahun dan yang bungsu berusia satu tahun, mereka semua dibawa ke danau untuk dimandikan. Saat sang ibu menginjakkan kaki ke dalam danau untuk memandikan anak-anaknya, ia kemudian berubah ke wujud semula dan kembali di danau dekat rumahnya. Lalu ia keluar dari danau kembali sebagai seorang laki-laki.

Sang nelayan itu masih menemukan bajunya di tempat ia terakhir kali melepaskannya, lalu ia pun bergegas mengenakannya dan pulang untuk bertemu istrinya. Sang istri baru saja membersihkan ikan yang baru diperolehnya dan masih harus dimasak. Sang nelayan lalu langsung memukulnya dan berteriak, “Apakah engkau tidak menungguku selama tujuh tahun ini? Kamu masak untuk siapa?”
Istrinya menangis, “Oh engkau pendosa! Dirimu yang memberi ikan ini barusan, kenapa engkau memukulku? Aku sedang memasak untukmu.”
“Selama bertahun-tahun aku telah pergi,”ia berkata. “Anakku yang sulung sudah berusia tujuh tahun, aku telah melahirkan tujuh anak. Aku sekarang kembali kepadamu dan menceritakan apa yang telah aku alami!” sang nelayan kembali melampiaskan kemarahan dengan memukul istrinya.
Saat itu seorang laki-laki tengah melintas dekat rumah dan ketika mendengar keributan ini ia pun lari ke dalam rumah untuk membantu, “Mengapa engkau memukuli perempuan ini?”tanyanya.
Sang nelayan malah berteriak , “Engkau pasti kekasih istriku,” “Kamu pasti orang yang sedang dimasakkan makanan oleh istriku!” lalu sang nelayan itu langsung memukuli lelaki yang berusaha menolong itu.

Kemudian terjadilah keributan yang besar hingga seluruh penduduk datang, mereka berkata “Ada apa ini? Sang nelayan itu mengaku telah melahirkan tujuh anak selama bertahun-tahun. Dia pasti gila!”

“Aku baru saja melihat dirimu keluar dari rumah dalam waktu yang tak lama,” kata seorang laki-laki.

“Tidak, tidak, tidak, kalian berbohong kepadaku!” sang nelayan masih berteriak. “Kamu pasti telah menjadi kekasih istriku selama ini.”

Akhirnya orang-orang memutuskan sesuatu, “Mari kita bawa perkara ini kepada seseorang bernama Muhammad yang mengetahui semua rahasia. Apa yang sang nelayan dan istrinya katakan adalah dua hal yang jauh berbeda. Tidak ada di antara kita yang dapat memutuskan mana yang benar. Kita pergi ke Muhammad dan menanyakan permasalah ini kepadanya.”

Saat itu Nabi Muhammad Saw masih tengah menceritakan perjalanan mi’rajnya kepada para sahabat. Ketika melihat ada sekumpulan orang mendekat kepadanya, ia bertanya “Ada apa gerangan? Apakah ada masalah di sini?”

Maka mereka pun menceritakan apa yang terjadi kepada sang Nabi. Istri sang nelayan mulai angkat bicara, “Baru saja suamiku memberiku ikan hasil tangkapannya untuk dimasak, aku sedang membersihkan kulitnya dan hendak memasukkan ke dalam panci ketika ia datang dan berkata bahwa dirinya telah pergi ke suatu tempat selama beberapa tahun dan memiliki tujuh orang anak. Ia lalu memukulku dan menuduh lelaki ini sebagai kekasihku selama tujuh tahun. Wahai Rasulullah beritahukanlah kepada kami, apakah kejadian ia baru saja memberiku ikan itu tidak benar? Engkau adalah orang yang dirahmati Allah. Tolong beritahukan kepada kami, apakah ceritaku tidak benar?”

“Ya, itu adalah benar,”jawab Muhammad Saw. “Yang engkau katakan adalah benar, suamimu baru saja memberikan kepadamu ikan itu.”

“Apa katamu?”teriak sang nelayan. “Muhammad, kamu pembohong ulung, tukang sihir! Apakah pengalamanku memiliki tujuh anak dan anak tertuaku berusia tujuh tahun adalah sebuah kebohongan?”

“Tidak,”jawab Muhammad Saw. “Yang engkau katakan juga benar.”

Semua orang lalu menjadi bingung. “Engkau katakan bahwa keduanya mengatakan yang benar. Apa maksudnya? Bagaimana mungkin? Sang istri mengatakan bahwa suaminya pergi dalam waktu yang tidak lama sedangkan sang suami berkata ia telah pergi tujuh tahun lamanya.”

“Mari,”kata Muhammad Saw, dan ia menuntun semuanya untuk berjalan ke arah danau. Ketika mereka semua tiba di danau, Muhammad Saw meminta setiap orang untuk memerhatikan baik-baik. “Sekarang,”katanya kepada sang nelayan. “Bukalah pakaianmu dan masuklah lagi ke dalam danau.” Dan hal yang sama terjadi lagi, begitu sang nelayan membenamkan badannya ke dalam danau ia kemudian berada di danau lain yang berjarak lebih dari 2000 km. Saat itu sang raja dan anak-anaknya sedang berada di sana, menangis dan menyisir tepian danau untuk mencari istri dan ibu mereka. Saat itu Rasulullah Saw juga berada di sana, ia berdiri di tepian kedua danau.

Sang nelayan berseru, “Ya Rasulullah, engkau juga ada disini? Bagaimana bisa engkau tadi ada di danau yang satu dan sekarang engkau juga berada disini?”

“Ya, aku ada disini.”Lalu Muhammad Saw menjelaskan kepada sang raja. “Perempuan ini sesungguhnya adalah seorang laki-laki. Istrinya tengah menantinya di tempat lain. Ambillah ketujuh anak ini dan lepaskan laki-laki ini. Biarkan ia tinggal bersama istrinya.”

Sang nelayan masih diselimuti oleh ketakjuban, ia melihat Rasulullah Saw hadir di sana, “Engkau hadir di kedua tempat, keajaiban apa gerangan ini wahai Rasulullah?” ia bertanya.

“Ini adalah sebuah keajaiban, tapi kita akan membincangkan hal ini nanti,”jawab Muhammad Saw, lalu ia berbalik menuju sang raja, “Wahai Raja, ambillah ketujuh anak-anak ini dan kirim laki-laki ini kembali.” Kemudian Rasulullah berkata kepada sang nelayan, “Berikan anak-anak itu kepada sang raja, sesungguhnya mereka bukanlah milikmu.”

Sang raja setuju, “Wahai Rasulullah, aku menerima apa yang engkau katakan, aku akan mengirimnya kembali.”

Maka sang nelayan yang berada dalam wujud perempuan itu kembali ke dalam danau. Tak berapa lama ia pun kembali ke danau di desa tempat ia tinggal, disana ia melihat istrinya ada bersama Rasulullah Saw dan para sahabat. “Wahai Rasulullah,”kata sang nelayan., “Engkau ada di tempat lain barusan dan sekarang engkau pun ada di sini.”

“Mari, kenakanlah pakaianmu,”kata Muhammad Saw, beliau lalu menjelaskan: “Semua ini terjadi dalam waktu lima belas menit. Pernikahanmu dengan sang raja, melahirkan tujuh anak dan membesarkan mereka hingga yang sulung berusia tujuh tahun, lalu engkau kembali ke sana dan menyerahkan anak-anak itu kepada sang raja – semua hal ini terjadi hanya dalam waktu lima belas menit.

Engkau mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang penipu, tukang sihir, dan pembohong yang mengaku telah berbicara dengan Allah Subhanallahu wata’ala. Dua kali engkau berkata bahwa Muhammad adalah seorang pendusta. Tapi lihatlah apa yang terjadi kepada dirimu sendiri! Engkau melahirkan tujuh anak dan membesarkannya dalam waktu lima belas menit. Engkau telah menghabiskan tujuh tahun yang berlalu hanya dalam lima belas menit. Sesungguhnya tujuh anak itu adalah tujuh hawa nafsumu, dan yang akan ada di kedua tepi danau adalah Allah. Ia yang telah mengambil tujuh hawa nafsumu. Bukankah engkau bertemu Allah disana? Itulah kerajaannya, sekitar 2000 km dari sini. Semuanya terjadi hanya dalam waktu lima belas menit. Apakah orang-orang di dunia ini mempercayainya? Apakah mereka mengakui kisahmu? Adakah yang percaya bahwa engkau telah memiliki dan membesarkan tujuh anak selama tujuh tahun dalam waktu lima belas menit?

Seperti itulah, apakah aku berbohong jika aku mengatakan telah bertemu Allah di langit lalu kembali ke sini dalam waktu sekejap?
Siapa yang berdiri bersamamu di kedua tepian tadi? Siapa yang akan memahami kebenaran? Apakah orang yang belum pernah mengalami itu semua akan menaruh kepercayaan kepadamu.

Camkanlah, engkau baru saja memberikan ikan itu kepada istrimu lima belas menit yang lalu. Kemudian engkau mandi dan mendapatkan pengalaman membesarkan tujuh orang anak selama tujuh tahun dalam waktu lima belas menit. Apakah ada yang mempercayai hal ini? Inilah rahasia Allah.

Oleh karena, sadarilah bahwa Allah ada dimana-mana, ia ada dalam setiap kehidupan. Untuk bertemu dengan Allah amatlah mudah, akan tetapi engkau tidak bisa menghadap kepada-Nya dengan membawa tujuh hawa nafsu dalam dirimu. Engkau harus membuang tujuh hawa nafsu itu. Jika hawa nafsu itu masih memegang kendali dirimu maka sampai kapan pun engkau tidak akan dapat memahami hal ini, karena dirimu diliputi oleh kesombongan, karma dan ilusi.”

Sang nelayan seketika itu juga tersungkur di kaki Muhammad Saw, “Oh Rasulullah, terimalah kesaksianku. Ajarilah kepadaku Kalimah” Lalu sang nelayan dan istrinya mengucapkan kalimah syahadah dan memeluk Islam.

“Sekarang hiduplah dalam damai,”kata Rasulullah Saw kepada sang nelayan dan istrinya.


(Dikutip dan diterjemahkan dari "Prophet Muhammad Saw and the Fisherman". Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen. 101 Stories for Children. The Fellowship Press, Philadephia, 1981.)

2 comments:

  1. sewaktu rasul hidup, adakah danau disekitar mekah madinah?
    sepertinya ini cerita palsu mengatas namakan rasulullah
    tidak ada hadits yg menceritakan ini

    ReplyDelete
  2. Teh, tujuh hawa nafsu dalam diri. apa saja teh? mohon penjelasan! nuhun.

    ReplyDelete