Tuesday, April 8, 2014

Ujub Yang Tersembunyi

Pada hari Perang Uhud, Thalhah bin Ubaidillah menjaga keselamatan Rasulullah saw dengan jiwanya. Ia lindungi Rasulullah saw dengan badannya sehingga ia terkena panah tapak tangannya.
Maka jadilah Thalhah seakan-akan terkena sifat ujub dengan perbuatan yang besar itu, karena ia telah menebus dari Rasulullah dengan nyawanya itu sehingga ia berdarah.
Maka senantiasa Umar memperhatikan perbuatan Thalhah yang demikian itu lalu berkata, “Maka senantiasa Thalhah dikenal dengan sifat “na’wun”, yaitu semenjak anak jarinya terkena panah bersama Rasulullah saw.
(HR Al Bukhari)

Na’wun menurut arti bahasa adalah ujub. Hanya bahwasanya tidak diriwayatkan pada Thalhah ia menampakkan rasa ujubnya dan tidak pula meremehkan orang muslim.
Pada waktu bermusyawarah, Ibnu Abbas bertanya kepada Umar ra, “Bagaimana pendapatmu tentang Thalhah?” Umar ra menjawab, “Dia itu seorang lelaki yang ada padanya rasa megah diri.”
Maka apabila tidak terlepas orang-orang yang seperti mereka dari ujub, maka bagaimanakah orang-orang yang lemah jikalau mereka tidak menjaga diri!

(Ihya Ulumuddin, Bab Sombong dan Ujub)

Friday, April 4, 2014

Rasulullah saw Menentang Rasialisme

Abu Dzar berkata, “Saya bertengkar hebat dengan seorang lelaki di sisi Nabi saw, lalu saya berkata kepada lelaki itu,’ Hai anak lelaki wanita hitam!’

Maka Nabi saw bersabda:
“Hai Abu Dzar! Sha’ adalah meninggi, sha’ telah meninggi! Tidak ada kelebihan bagi anak lelaki wanita putih atas anak lelaki wanita hitam.”

(HR Ibnu Mubarak)

Kesombongan Hati Seseorang Terlihat Dari Wajahnya

Diriwayatkan bahwa seorang lelaki disebut-sebut baik di hadapan Nabi saw. Maka pada suatu hari lelaki itu datang kepada Nabi saw, lalu para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Inilah orang yang kami sebut-sebut baik padamu.”

Lalu Nabi bersabda,
“Sesungguhnya saya melihat pada wajahnya ada noda hitam dari syetan.”

Kemudian lelaki itu sampai kepada Nabi dan mengucapkan salam kepadanya.
Maka Nabi saw berkata kepadanya,
“Saya bertanya kepadamu dengan nama Allah apakah kiranya benar dirimu membisikkan kepadamu bahwasanya tidak ada dalam golonganmu orang yang lebih baik daripada kamu.”

Lelaki itu terus berkata, “Ya Allah, ya memang benar.”

Maka Rasulullah telah melihatnya dengan cahaya kenabian, sesuatu yang yang ada dalam hatinya dari noda hitam pada muka lelaki itu.


(HR Ahmad)