Monday, March 14, 2016

Akhlak Rasulullah Menghadapi Penghinaan

Malam itu si perempuan gelisah memikirkan sebuah rencana yang bisa memuaskan keinginan balas dendam akan seseorang yang ia anggap mencemarkan sesembahannya, sesuatu yang ia puja dan sanjung mati-matian.
Menjelang dini hari, rencana itu matang sudah. Si perempuan mengais-ais bak sampah dan mengumpulkan sekian banyak barang yang telah membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap. Ia tahu pagi ini orang itu biasanya akan berjalan melintasi depan rumahnya. Tujuannya satu, ingin memancing kemarahannya sedemikian rupa sehingga orang-orang bisa tahu orang macam apa dia.
Tak lama kemudian, orang yang sang perempuan nantikan datang berjalan melalui depan rumahnya dan sang perempuan melempar semua sampah bau dan kotor itu dari atap rumahnya sehingga mengotori kepala dan badan orang yang dibencinya itu. Sang perempuan tertawa puas karena rencananya berjalan lancar, namun untuk waktu yang tak lama karena orang tersebut hanya diam sebentar untuk kemudian melanjutkan kembali perjalanannya.
Kecewa karena merasa gagal memancing kemarahan orang itu yang dengan harapan membuat wibawanya jatuh di hadapan orang banyak, esok paginya sang perempuan menyiapkan sekumpulan sampah yang lebih dahsyat baunya dan sangat kotor, barangkali dengannya orang yang ia benci itu akan terpancing kemarahannya.
Menjelang pagi, di waktu yang sama orang itu kembali melintas depan rumahnya yang memungkinkan sang perempuan melancarkan aksi busuknya. Namun malang, sang perempuan harus kembali menelan ludah kekecewaan karena orang itu kembali diam sejenak mencoba membersihkan sampah yang melekat di kepala dan badannya sebisanya untuk kemudian kembali berjalan.
Sebenarnya orang ini bisa saja mengambil rute lain dan menghindari aksi pelecehan yang dilakukan oleh perempuan itu. Namun hatinya terlalu penyayang untuk bisa mengecewakannya. Maka ia mengambil jalan yang sama juga pada waktu yang sama. Namun di luar dugaan tidak ada yang terjadi. Maka orang itu mencoba mengetuk pintu rumah sang perempuan.
"Siapakah itu? Aku terlalu sakit untuk bisa membukakan pintu." Terdengar suara parau sang perempuan dari dalam rumah.
"Ini aku, Muhammad Rasulullah. Aku datang untuk menjengukmu."
Jantung sang perempuan tiba-tiba berdegup kencang, rasa takut dan bersalah menerkamnya untuk sesaat, ia khawatir orang itu datang untuk membalas dendam. Namun semua pikiran buruknya itu luluh dengan nada suara yang terdengar penuh kasih dari orang yang sangat dibencinya itu. Maka akhirnya ia mengizinkan Rasulullah masuk.
Rasulullah melangkah masuk dan menemukan seorang perempuan tua yang menggigil oleh demam tinggi dan lemah tubuhnya hingga tak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Ia melihat gelas yang kosong tergeletak di sampingnya dan dengan sigap mengisinya dengan air untuk kemudian diberikan kepada sang perempuan. Tidak hanya itu sang baginda rasul membantu membersihkan dan merapikan tempat tinggal sang perempuan bahkan hingga berhari-hari sampai sang perempuan pulih kekuatannya.
Demikianlah akhlak Rasulullah menghadapi orang yang berbuat buruk kepadanya.
(Adaptasi dan terjemahan dari "The Garbage Thrower")

No comments:

Post a Comment