Monday, March 14, 2016

Menemukan Harta Karun Diri

Tersebutlah sebuah keluarga kecil yang hidup sederhana baru saja mengalami musibah, sang ayah meninggal dunia karena penyakit jantung. Ia meninggalkan istri dan seorang anak yang baru berusia tujuh tahun. Sepeninggal sang suami beban kehidupan menjadi kian berat karena selain harus menutup utang akibat biaya perawatannya, sumber mata pencaharian pun menjadi jauh berkurang karena hanya mengandalkan sang ibu yang menawarkan jasa cuci dan setrika keliling. Hingga pada suatu hari sang ibu tahu bahwa sang penagih utang akan datang dan menyita seluruh aset yang mereka miliki. Dalam suasana duka ia kemudian menyelamatkan satu-satunya benda berharga miliknya berupa cincin berlian peninggalan ibunya yang berencana ia turunkan kepada anaknya. Maka ia menemukan sebuah jaket usang peninggalan suami dan menyembunyikan cincin berlian itu dalam jahitan yang baru ia buat.

Malang tak dapat ditolak, tidak lama setelah sang ayah menghadap Sang Pencipta kemudian sang ibu pun menyusulnya, tanpa sempat memberi tahu kepada anak tunggalnya perihal cincin berlian yang ia sembunyikan di lipatan saku jaket usang ayahnya.

Tahun demi tahun berlalu, sang anak lelaki itu bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya. Kadang ia menjadi kuli di pasar dan tidak jarang mencari tambahan dengan memilah-milah barang yang ia bisa jual di tempat pembuangan sampah umum. Hingga suatu hari ia mendapat pekerjaan harian untuk menebang beberapa pohon di hutan. Karena hutan itu terletak di dataran yang agak tinggi maka ia membawa jaket almarhum ayahnya tercinta yang merupakan satu-satunya barang kenangan dari orang tuanya. Saat ia dengan gesit mengayunkan lengannya untuk menebang pohon tiba-tiba jaketnya tersangkut di salah satu ranting pohon dan merobek bagian saku tempat di mana sang ibunda menyembunyikan cincin berlian warisan orang tuanya dahulu.

Si anak lelaki yang sudah menjadi pemuda itu kemudian membawa cincin itu ke toko emas terdekat dan terkaget-kaget akan harga taksiran yang sang pemilik toko emas katakan. Akhirnya sejak saat itu sang pemuda mulai hidup berkecukupan.

===

Sumber kebahagiaan ada di dalam diri kita masing-masing, dia tidak pernah jauh juga tak sukar untuk diraih, hanya dibutuhkan kesadaran dan pengakuan jujur dari kita bahwa ia selalu ada. Karena kebahagiaan itu adalah sesuatu yang kita bawa saat kita terlahir ke dunia ini. Oleh karenanya kita sebenarnya kaya bahkan ketika kita seringkali merasa berkekurangan.

Cincin berlian dalam cerita di atas adalah simbol suatu hal yang ada di dalam diri kita masing-masing, sesuatu yang diberikan dan dibawa saat kita terlahir ke dunia. Semua orang tidak terkecuali memiliki harta karunnya masing-masing, sesuatu yang harus terungkap di dalam kehidupan dunia yang singkat ini. Supaya kita tidak merugi dan menjadi miskin di sini dan alam berikutnya.

(Adaptasi dari Kisah Zen: The Threadbare Coat)

No comments:

Post a Comment