Thursday, January 13, 2022

 Jodoh bagi Hafshah r.a.

Hafshah adalah anak perempuan Umar bin Khaththab r.a. yang lahir sekitar lima tahun sebelum Rasulullah saw menjadi nabi. Ia menjadi janda pada usia yang terhitung masih belia, yaitu 18 tahun ketika suaminya yang bernama Khunays bin Huthaafah Ibnu Qays as-Salami - salah seorang muslim di periode awal yang juga pernah ikut Perang Badar itu terkena luka berat pada Perang Uhud dan kemudian tak lama kemudian meninggal di Madinah.
Umar bin Khaththab sebagai ayah tentu ikut berduka cita atas kesedihan yang melanda puterinya tersebut. Setelah lama mempertimbangkan - ada yang mengatakan bahwa setelah menanti enam bulan lamanya - akhirnya Umar memutuskan untuk mencarikan jodoh bagi Hafshah, puteri yang ia sayangi itu. Dan figur lelaki yang terbayang di benaknya adalah Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai salah satu sahabat Rasulullah. Pikir Umar, seorang Abu Bakar pasti tak akan menolak menikahi perempuan yang muda, beriman dan juga anak dari sahabatnya sendiri, seorang laki-laki yang berjuang banyak untuk Islam.
Ketika Umar mengutarakan niatannya itu, Abu Bakar mendengarkan dengan simpati. Akan tetapi ia tidak memberikan respon apapun. Hal itu membuat Umar bersedih dan tak menyangka Abu Bakar seakan tak menerima tawaran untuk menikahi anak puterinya tersebut.
Umar pun sebagai ayah tak berputus asa. Dia lantas mencoba mendekati Ustman bin Affan dan menawarkan anaknya untuk ia nikahi. Tapi jawaban dari Utsman tak kurang membuat dia gusar. Utsman menjawab, "Saat ini rasanya aku belum terpikir untuk menikah."
Kekecewaan Umar semakin bertambah menghadapi penolakan dari Utsman, sedemikian rupa sehingga Umar mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw bagaimana Abu Bakar dan Utsman menolak untuk menikah Hafshah. Saat itu Rasulullah tersenyum dan berkata, "Hafshah akan mendapat suami yang lebih baik dari Utsman dan Utsman akan mendapat istri yang lebih baik dari Hafshah." (HR Bukhari). Dan memang tak berapa lama kemudian adalah Rasulullah saw sendiri yang menikahi Hafshah dan Utsman menikah dengan Ummi Kultsum, salah satu anak perempuan Rasulullah saw.
Umar terkejut, tak menyangka bahwa baginda Rasulullah saw sendiri yang berkenan menikahi anaknya. Saking gembiranya ia menceritakan hal tersebut kepada setiap orang yang ditemuinya. Kemudian ia bertemu kembali dengan Abu Bakar. Saat itu Umar berbicara terus terang kepada sahabatnya itu bahwa ia sebenarnya kecewa ketika Abu Bakar menolak tawaran untuk menikahi Hafshah. Abu Bakar dengan bijak memberinya selamat dan kemudian berkata, "Jangan kau marah kepadaku, wahai Umar. Sesungguhnya Rasulullah telah memberitakan kepadaku tentang Hafshah (bahwa ia adalah jodohnya), dan aku tidak akan membuka rahasia Sang Nabi. Seandainya Rasulullah melepasnya tentu aku akan menikahinya." Jadi diamnya Abu Bakar itu karena ia tidak ingin membuka rahasia yang Rasulullah pernah sampaikan kepada beliau tentang Hafshah.
Demikianlah, masyarakat Madinah kemudian bersuka cita dengan kabar pernikahan Rasulullah saw dengan Hafshah binti Umar yang kemudian dilaksanakan di bulan Sya'ban tahun ke-3 Hijriyah.
(Sumber: Hafsah Bint ‘Umar: The Prophet’s wife in Paradise. Islamweb.com)

No comments:

Post a Comment