Saturday, March 17, 2012

Kisah Pertaubatan Nabi Nuh as



Sesungguhnya Nabi Nuh as ingin menagih janji Allah SWT tentang keselamatan keluarganya. Nuh as pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku ini termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.” (QS Huud: 45)

Allah lalu menegurnya dalam Kitab-Nya, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS Huud: 46)

Karena seharusnya Nabi Nuh as mengetahui bahwa orang yang ada di luar perahu bukanlah orang yang dijanjikan untuk diberi keselamatan. Maka, Nabi Nuh as pun lalu memohon ampunan dan kasih sayang kepada Allah atas keteledorannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Huud: 47)

Kepada Nabi Nuh as, Allah SWT lalu berfirman, “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu, dan atas umat-umat (yang Mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS Huud: 48)

Allah kemudian menyelamatkan Nuh as dan orang-orang yang beriman bersamanya.

Dari Wuhaib bin Al Ward, ia berkata, “Ketika Allah SWT menyalahkan perbuatan Nuh as tentang putra laki-lakinya, maka Allah pun menyampaikan wahyu kepadanya, “Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS Huud: 46)

Wuhaib menambahkan, “Lalu Nabi Nuh as menangis selama tiga ratus tahun sehingga di bawah matanya terdapat semacam anak sungai.”

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

No comments:

Post a Comment