Masruq berkata;
“Adalah seorang lelaki di desa mempunyai seekor anjing,
seekor keledai dan seekor ayam jantan. Ayam jantan membangunkan mereka untuk
melaksanakan shalat. Keledai membawakan air untuk mereka dan membawakan tempat
perkemahannya dan anjing yang menjaganya.
Maka datanglah musang menyambar ayam jantan itu. Maka mereka
bersusah hati karenanya. Dan di desa itu ada seorang lelaki shalih, lalu ia
berkata, “Semoga yang demikian itu lebih baik untuknya.”
Kemudian datanglah seekor serigala merobek-robek perut
keledai dan membunuhnya. Mereka bersusah hati karenanya.
Lelaki yang shalih itu kembali berkata, “Semoga yang
demikian itu lebih baik untuknya.”
Kemudian sesudah itu tertimpalah anjing pada kebinasaan.
Lelaki shalih berkata, “Mungkin yang demikian itu lebih baik
untuknya.”
Kemudian pada suatu pagi hari, mereka melihat, bahwa
orang-orang di sekitar mereka ditawan. Dan hanya ia saja yang tidak ditawan.
Masruq berkata, “Sesungguhnya mereka itu ditawan karena pada
mereka ada suara anjing, keledai dan ayam jantan. Maka barangsiapa yang
mengetahui akan kesamaran lemah-lembutnya Allah Ta’ala, niscaya ia ridha dengan
perbuatan-Nya dalam segala hal.
(Dari Ihya Ulumuddin, Bab Mahabbah)
No comments:
Post a Comment