Friday, March 22, 2013

Ikhlas Sumber Kekuatan




Dalam cerita-cerita Bani Israil dikisahkan bahwa seorang Abid (yang ahli ibadah) menyembah Allah dalam masa yang lama, lalu suatu kaum mendatanginya lantas mereka berkata, “Sesungguhnya disini terdapat suatu kaum yang menyembah pohon, tidak menyembah Allah. Maka ia marah, karena demikian itu ia mengambil kapaknya dan ia menuju ke pohon itu lalu memotongnya.

Lalu iblis dalam bentuk seorang syekh menyambutnya lalu bertanya, “Kemana kau hendak pergi? Mudah-mudahan Allah merahmatimu.” Orang abid itu menjawab, “Saya hendak memotong pohon ini.”
Iblis bertanya, “Apa yang terjadi antara dirimu dengan pohon itu sehingga kamu meninggalkan ibadahmu, kesibukanmu dengan dirimu dan kamu mengosongkan diri untuk selain demikian?”
Maka abid menjawab, “Sesungguhnya ini sebagian dari ibadahku.”
Iblis berkata, “Saya tidak akan membiarkanmu memotongnya.”
Lalu iblis memeranginya, lantas abid tersebut menangkapnya dan membuangnya ke tanah dan ia duduk di atas iblis.

Maka iblis lemah, lalu berkata kepadanya, “Apakah kamu mempunyai keputusan tentang sesuatu perkara yang terjadi antara saya dan kamu, yang ia lebih baik dan lebih berguna bagimu.”
Abid itu bertanya, “Apa itu?”
Ibli menjawab, Lepaskanlah saya, sehingga saya berkata kepadamu.”
Lalu abid melepaskannya.

Maka iblis itu berkata kepadanya, “Kamu adalah orang miskin yang tidak memiliki apa-apa. Sesungguhnya kamu adalah beban atas manusia yang menanggungmu dan mungkin kamu ingin melebihi saudara-saudaramu dan membantu tetangga-tetanggamu, kamu kenyang dan tidak memerlukan manusia.”
Abid itu menjawab, “Ya.”

Iblis berkata, “Kembalilah dari urusan ini dan bagimu atasku bahwa saya memberi di dekat kepalamu setiap malam dua dinar, apabila pagi-pagi maka kamu mengambilnya, lalu kamu belanjakan untuk dirimu dan keluargamu dan kamu bersedekah kepada saudara-saudaramu.” Maka demikian itu lebih berguna bagimu dan bagi kaum muslimin daripada memotong pohon ini yang akan ditanami tempatnya. Dan memotongnya tidak mendatangkan bahaya sedikitpun kepada mereka. Dan kamu memotong pohon itu tidak membawa manfaat bagi saudara-saudaramu yang mukmin.”

Maka Abid itu berpikir mengenai apa yang dikatakan iblis dan ia berkata, “Syaikh itu benar. Saya bukan seorang nabi yang mengharuskan saya memotong pohon ini, dan Allah pun tidak menyuruh saya memotongnya sehingga saya durhaka dengan membiarkannya. Dan apa yang ia sebutkan itu lebih banyak manfaatnya.”

Maka iblis berjanji kepadanya untuk menepati janji tersebut dan bersumpah baginya. Lalu Abid itu kembali ke tempat ibadahnya lantas ia bermalam. Maka ketika pagi-pagi, ia melihat dua dinar di dekat kepalanya, lalu ia mengambilnya. Begitu pula keesokan harinya, kemudian pada pagi hari yang ketiga dan seterusnya ia tidak melihat apa-apa.

Maka abid itu marah dan mengambil kapak di atas pundaknya, lalu iblis menyambutnya dalam bentuk seorang syaikh, lalu ia bertanya kepadanya, “Kemana?”
Abid itu menjawab, “saya akan memotong pohon itu.”
Iblis berkata, “Kamu berdusta, demi Allah, kamu tidak mampu berbuat demikian dan tidak ada jalan bagimu kepadanya.”
Lalu sang Abid berusaha menangkap iblis seperti yang ia lakukan pertama kali.
Iblis berkata, “Amat jauh.”
Dengan mudah iblis menangkap dan membantingnya dan iblis duduk di atas dadanya seraya berkata, “Hendaklah kamu menghentikan apa yang hendak kamu lakukan atau saya akan menyembelihmu!”

Si abid melihat bagaimana tiba-tiba tidak ada kemampyan baginya untuk melawan iblis, maka ia berkata, “Wahai syaikh, engkau telah mengalahkanku, maka lepaskanlah aku dan beritahukanlah kepadaku bagaimana engkau dapat mengalahkanku sekarang.”
Iblis menjawab, “Sesungguhnya kamu pertama marah karena Allah dan hatimu adalah akhirat, lalu Allah menundukkanku bagimu, sedangkan kali ini engkau marah karena dirimu dan karena dunia, maka saya dengan mudah bisa mengalahkanmu.”[]

No comments:

Post a Comment