Thursday, April 4, 2013

Perlakuan Berbeda dari Sang Malaikat Maut


Wahb bin Al Munabbih berkata,
Ada seorang raja dari raja-raja menghendaki naik kendaraan ke suatu daerah di bumi, lalu ia meminta sepotong pakaian untuk digunakan. Ketika pakaian yang dipilihkan tidak mengagumkannya, maka ia meminta pakaian lain untuk digunakan, dan ia mencoba itu beberapa kali. Begitu pula saat ia meminta binatang kendaraan, ia memilih yang terbaik untuk dikendarai. Maka iblis datang, lalu ia meniup pada lubang hidungnya sekali tiupan, maka ia memenuhi raja itu dengan kesombongan.

Kemudian raja itu berjalan mengendarai kuda-kudanya, dan ia tidak memandang kepada manusia karena sombongnya.
Lalu datang seorang laki-laki yang buruk rupanya, laki-laki itu mengucapkan salam kepadanya. Maka sang raja tidak membalas salam kepadanya, lalu laki-laki itu memegang tali kendali binatang kendaraannya. Maka raja itu berkata, “Lepaskanlah tali kendali itu, sesungguhnya kamu telah mencari perkara!”
Laki-laki itu berkata, “Sesungguhnya saya mempunyai keperluan kepadamu.”
Raja itu berkata, “Sabarlah sehingga saya turun.”
Laki-laki itu berkata, “Tidak! Sekarang saja.” Maka laki-laki itu memaksakan raja di atas tali kendali binatang kendaraannya.
Raja itu berkata, “Sebutkanlah keperluanmu itu.”
Laki-laki itu berkata, “Itu rahasia.” Maka laki-laki itu mendekatkan kepalanya kepada raja dan membisikinya seraya berkata, “Saya adalah malaikat pencabut nyawa.”
Maka berubahlah warna muka raja dan berguncanglah lisannya kemudian dia berkata, “Tinggalkanlah saya sehingga saya kembali kepada keluargaku dan memenuhi keperluanku hingga saya berpisah dengan mereka.”
Malaikat pencabut nyawa berkata, “Tidak, demi Allah. Kamu tidak akan melihat keluargamu dan semua milikmu selama-lamanya.”
Lalu malaikat pencabut nyawa itu mencabut nyawa sang raja. Maka raja itu jatuh seolah-olah ia adalah sepotong kayu.

Kemudian malaikat pencabut nyawa itu pergi, lalu ia menjumpai seorang mukmin. Kemudian ia mengucapkan salam dan orang mukmin itu membalas salamnya. Malaikat itu berkata, “Sesungguhnya saya mempunyai keperluan kepadamu yang saya akan sebutkan pada telingamu.”
Orang mukmin itu berkata, “Sebutkanlah.”
Maka malaikat pencabut nyawa itu membisikinya dan berkata, “Aku adalah malaikat pencabut nyawa.”
Orang mukmin itu berkata, “Selamat datang. Maka demi Allah, tidak ada di bumi orang yang saya sukai perjumpaannya selain denganmu.”
Malaikat pencabut nyawa itu berkata, “Laksanakanlah keperluanmu.”
Orang mukmin itu berkata, “Tidak ada bagiku keperluan yang lebih besar dan lebih saya sukai daripada pertemuan dengan Allah Ta’ala.”
Malaikat pencabut nyawa berkata, “Pilihlah atas keadaan apa yang kamu inginkan saat saya mencabut nyawamu.”
Orang mukmin itu berkata, “Apakah engkau mampu berbuat demikian?”
Malaikat pencabut nyawa berkata, “Ya, saya diperintah dengan demikian.”
Orang mukmin itu berkata, “Tinggalkanlah saya sehingga saya berwudhu dan melakukan shalat, kemudian cabutlah nyawaku saat aku sedang bersujud.”
Maka malaikat pencabut nyawa itu mencabut nyawa orang mukmin saat ia sedang bersujud.[]

No comments:

Post a Comment