Wahb bin Munabbih telah berkata:
Ketika Allah menurunkan Adam dari surga ke bumi, maka Adam
tinggal dengan berurai air mata, lalu Allah Azza wa Jalla melihat kepadanya
pada hari yang ketujuh sedang ia dalam keadaan susah, sedih, berduka cita, lagi
tertunduk kepalanya.
Allah Ta’ala mewahyukan kepada Adam, “Hai Adam! Apa
kesungguhan ini yang Aku lihat padamu?”
Adam menjawab, “Wahai Tuhan! Bencana besar dan kesalahan
mengitariku, dan saya dikeluarkan dari negeri malakut Tuhanku, lalu saya
menjadi berada di negeri kehinaan setelah berada di negeri kemuliaan, di negeri
celaka setelah negeri kesenangan, di negeri bencana setelah negeri sehat wal
afiat, di negeri yang hilang setelah negeri yang tetap, dan di negeri kematian
dan kebinasaan setelah negeri yang abadi dan kekal. Maka bagaimana saya tidak
menangis atas kesalahanku.”
Maka Allah mewahyukan kepada Adam, “Hai Adam! Tidakkah Aku
memilihmu bagi diri-Ku, Aku tempatkan kamu di rumah-Ku, Aku khususkan kamu
dengan kemuliaan-Ku dan Aku peringatkan kamu akan kemarahan-Ku.
Tidakkah Aku menciptakanmu dengan tangan-Ku dan Aku tiupkan padamu
akan ruhku dan Aku suruh para malaikat sujud kepadamu, lalu kau mendurhakai
perintah-Ku dan kamu lupa janjimu dan kamu menghadapi kemarahan-Ku.
Maka demi kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku, jikalau bumi dengan
orang-orang semuanya seperti kamu, mereka menyembah-Ku dan bertasbih kepada-Ku
kemudian mereka durhaka kepada-Ku, niscaya Aku tempatkan mereka pada tempat
orang-orang yang durhaka.”
Maka Nabi Adam as menangis ketika itu selama tiga ratus
tahun.[]
No comments:
Post a Comment