Tuesday, April 10, 2012

Kisah Pertaubatan Kaum Nabi Musa as

Diriwayatkan dari Hasan, Nabi Musa as suatu ketika pernah menghadap kepada Tuhannya, Allah SWT guna memohon agar Dia berkenan menerima taubat kaumnya karena menyembah anak sapi. Allah SWT lalu berfirman, “Wahai Musa, mereka ini tidak akan diterima taubatnya kecuali jika mereka mau membunuh dirinya sendiri.”

Karena telah mendapatkan wahyu dari Allah demikian itu, Nabi Musa pun kembali menemui kaumnya seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya Allah menolak taubat kalian, kecuali jika kalian semua mau membunuh dirinya sendiri. Hanya itulah cara taubat kalian. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhanmu.”
(QS Al Baqarah: 54)

“Hai Musa, sebenarnya kami telah bersabar atas perintah Allah SWT dan semua orang pun telah menyesali segala perbuatan yang pernah mereka lakukan,” jawab kaumnya.

Nabi Musa as kemudian mengikat janji kepada mereka yang intinya agar tetap bersabar, untuk bunuh diri dan menerima putusan tersebut. Mereka setuju dan serentak menjawab, “Ya.”

Keesokan hari mereka telah bersiap menghancurkan rumah masing-masing, masing-masing keluarga berada di kelompoknya. Setelah semuanya siap, Nabi Musa as kemudian memerintahkan kepada orang-orang yang tidak pernah menyembah anak sapi dari kalangan Bani Israil agar masing-masing dari mereka mengambil pedangnya dan siap menebas siapapun yang mereka temui. Akhirnya mereka berangkat dalam suatu kekuatan penuh dan berkata, “Allah akan mengasihi kepada siapapun yang tidak meninggalkan tempat duduknya. Tidak mengangkat pandangan matanya, tidak mencegah melalui tangan dan kakinya dan enggan berdiri dari tempatnya, sehingga Allah memberikan hukuman-Nya.”

Mereka pun akhirnya membunuh siapa saja, sehingga seorang laki-laki dari Bani Israil mendatangi kaumnya pada saat mereka sedang duduk di halaman rumahnya masing-masing, dengan mengatakan kepada mereka, “Orang-orang (yang datang) ini adalah saudara kalian sendiri. Mereka ini datang sambil menghunus pedangnya masing-maisng. Maka, takutlah kalian kepada Allah dan bersabarlah, karena sesungguhnya laknat Allah dan malaikat-Nya ada pada orang yang telah berdiri meninggalkan tempat duduknya, membuka pandangan matanya atau yang mempertahankan diri dengan tangan dan kakinya.” Mereka lalu menjawab, “Amiin.”

Dan diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas; ketika kaum Nabi Musa as telah diperintahkan agar satu sama lain saling membunuh, maka mereka berkata, “Wahai Rasul Allah, bagaimana mungkin kami akan membunuh orang tua, anak dan saudara kami sendiri?”

Rasul saw bersabda, “Allah kemudian menurunkan cuaca gelap kepada mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat satu sama lain dan akhirnya mereka pun saling membunuh.
Mereka kemudian berkata, “Wahai Musa, apakah tanda-tanda daripada taubat kami?”
“Jika semua pedang dan senjata telah ditegakkan dan kegelapan sudah sirna, janganlah kalian membunuh!” jawab Nabi Musa.

Terjadilah saling membunuh di antara mereka, bahkan darah yang ditumpahkan membasahi kain jubah, dan kemudian mereka pun seperti berenang dalam darah yang mengalir itu, menjeritlah anak-anak kecil memanggil Nabi Musa as, “Hai Musa, ampunilah kami!” Akhirnya Nabi Musa as pun menangis mengadu kepada Allah SWT dan Allah berkenan menurunkan rahmat-Nya pula dan diangkatlah pedang yang ada. Nabi Musa as pun berseru kepada mereka, “Singkirkan pedang kalian dari saudara-saudara kalian sendiri, karena sesungguhnya rahmat Allah telah turun dan kegelapan pun telah disirnakan dan usailah pembunuhan itu!”

Akhirnya mereka yang terbunuh itu termasuk mati syahid dan mereka yang masih hidup, telah diampuni dosanya.

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

No comments:

Post a Comment