Sunday, April 8, 2012

Kisah Pertaubatan Seorang Raja dari Bani Israil (2)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud dari Rasulullah saw, “Setelah Nabi Musa as wafat, kaum Bani Israil mengangkat seorang khalifah dimana dia melakukan shalat di sebuah atap di atas baitul Maqdis. Rasulullah saw menyebutkan beberapa hal yang pernah dilakukannya.”
Khalifah itu keluar meninggalkan tempat itu dan dengan menggunakan seutas tali yang terbentang di sebuah masjid, ia menghilang entah kemana.

Sang khalifah tersebut ternyata pergi jauh hingga mempertemukannya dengan sekelompok kaum yang tinggal di tepi sungai di wilayah Mesir, yang bermata pencaharian sebagai pembuat batu bata. Dia bertanya kepada mereka tentang cara pembuatan batu bata. Mereka pun secara panjang lebar menceritakan proses pembuatan batu bata. Karena tertarik, dia pun ikut bergabung bersama mereka untuk membuat batu bata, dan dari hasil jerih payahnya ini mampu mencukupi kebutuhannya sendiri. Setiap kali datang waktu shalat, dia segera berwudhu dan mengerjakan shalat. Karena rajin menunaikan shalat, maka oleh para pekerja yang lain dilaporkannya hal tersebut kepada sang mandor, “Bahwa dalam kelompok ini ada seseorang yang selalu melakukan begini dan begitu.”

Mendengar laporan dari anak buahnya itu, sang mandor mengirimkan seseorang untuk memanggilnya, akan tetapi sang khalifah tidak bersedia datang sekalipun sudah dipanggil tiga kali. Akhirnya dengan menunggang seekor kuda sang mandor itu datang menemuinya. Saat sang khalifah mengetahui kedatangan mandor tersebut, seketika itu pula lari meninggalkannya. Terjadilah kejar-mengejar antara mandor dan sang khalifah yang akhirnya terkejar juga. Setelah berhasil menyusulnya, si mandor berseru, “Tunggu, aku ingin berbicara denganmu!”

Sang khalifah menghentikan langkahnya dan kemudian menceritakan perihal jati dirinya, bahwa sebenarnya ia adalah seorang khalifah. Namun demikian, karena panggilan jiwa untuk beribadat mengabdi kepada Allah SWT, ia pun ikhlas menanggalkan gelar kebangsawanannya itu. Sang mandor kemudian berkata, “Aku yakin pada kesempatan yang lain aku dapat berjumpa denganmu kembali.”

Dan pada akhirnya bertemulah kembali sang mandor itu dengan sang khalifah, keduanya mengabdikan diri untuk menyembah Allah SWT hingga akhir hayatnya. Akhir kehidupan mereka berdua dihabiskan di daerah Rumailah Mesir.

Dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud, “Seandainya aku dahulu tinggal di sana, niscaya aku akan datang ke makam mereka, untuk mencari petunjuk tentang sifat-sifat yang telah digambarkan oleh Rasulullah saw.”

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

No comments:

Post a Comment