Sunday, April 8, 2012

Kisah Pertaubatan Seorang Raja Lainnya

Diriwayatkan dari Bakr bin Abdullah al Muzani, ia berkata, Dahulu hidup seorang raja yang sangat antipati kepada Allah SWT, dia pun diperangi oleh orang-orang Islam dan berhasil pula ditangkap.
Mereka lantas berkata, “Dengan apa kita harus membunuhnya?”

Mereka pun sepakat untuk memasukkannya ke dalam sebuab bejana besar yang dipanaskan di atas perapian. Mereka tidak membunuhnya begitu saja, sebelum menyiksanya terlebih dahulu di atas perapian. Mereka pun melaksanakan hukuman tersebut.

Sang raja pun memanjatkan doa kepada tuhan-tuhannya, “Hai Fulan, bagaimana dulu aku menyembahmu, menghormatimu dan mengusap-usap mukamu. Sekarang selamatkanlah aku dari keadaan yang sekarang ini!”

Ketika menyadari bahwa mereka (tuhan-tuhannya) tidak ada yang dapat menolongnya, seketika itu ditengadahkanlah kepalanya ke langit seraya berdoa, “Tiada Tuhan selain Allah,” dan ia terus berdoa dengan penuh keikhlasan. Akhirnya Allah berkenan menurunkan hujan dari langit sehingga dapat memadamkan api tadi dan datanglah juga angin ribut yang menerbangkan bejana raksasa itu berputar-putar di udara. Raja itu terus berdzikir, “Tiada Tuhan selain Allah.”

Dan sambil mengucapkan kalimat, “Tiada Tuhan selain Allah,” sang raja itu dilemparkan oleh Allah SWT ke tengah-tengah suatu kaum yang tidak menyembah Allah SWT. Tetapi, raja tersebut diusir oleh mereka dan mencacinya pula, “Aduh! Untuk apa kamu datang kemari?”

Sang raja itu menjawab, “Aku adalah raja dari bani Fulan,” selanjutnya dikisahkannya pula perjalanan hidupnya hingga akhirnya mereka pun ikut beriman.

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

No comments:

Post a Comment