Friday, April 13, 2012

Meninggalkan Desa yang Penuh Kezaliman

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra:
Tersebutlah dua desa, yang satu diwarnai suasana yang baik dan yang satunya lagi dipenuhi kezaliman. Kemudian seorang laki-laki penduduk desa yang penuh dengan kezaliman itu pergi meninggalkan desanya menuju ke desa yang baik.

Di tengah perjalanan dia dihadang oleh malaikat pencabut nyawa (Izrail) sebagaimana telah dikehendaki oleh Allah SWT. Terjadilah perselisihan antara Malaikat Izrail dengan setan.

“Demi Allah, selamanya dia tidak pernah mendurhakai aku,” kata setan.
“Orang ini keluar dengan tujuan untuk bertaubat,” sanggah malaikat Izrail.

Karena perdebatan antara keduanya tidak kunjung selesai, akhirnya diputuskan untuk mengukur jarak kelebihan (dari posisi tubuhnya yang rebah di bumi itu) antara desa yang baik dan desa yang penuh kezaliman. Setelah diukur, ternyata posisi tubuhnya condong atau mendekati ke desa yang baik dengan terpaut satu jengkal. Karenanya dosanyapun diampuni oleh Allah SWT.

(Ibnu Qudamah Al Maqdisy. Mereka yang kembali, ragam kisah taubatan nashuha. Penerbit Risalah Gusti. Surabaya. 1999)

No comments:

Post a Comment